Apakah anda
sering mengalami gangguan emosi saat si tamu bulanan akan datang, yang
mengakibatkan mood buruk seharian penuh? Atau mungkin anda pernah menjadi
korban dari para wanita yang marah-marah menjelang menstruasi-nya? Bisa jadi
anda perlu tahu lebih dalam mengenai Premenstrual Syndrome (PMS) yang dialami wanita sebelum mencapnya sebagai
wanita yang harus dihindari.
Perubahan mood
sering menjadi ciri utama Premenstrual Syndrome (PMS). PMS adalah
gejala-gejala akibat perubahan hormon menjelang masa menstruasi. Umumnya
periode ini terjadi 10 hari sebelum masa datang bulan, saat kadar hormon
estrogen dan progesteron berubah drastis. Sejak masa awal pubertas, ovarium
wanita mulai melepaskan hormon estrogen. Dalam satu siklus menstruasi, estrogen
terus dilepaskan hingga mencapai puncaknya saat terjadi pelepasan sel telur
atau ovulasi. Setelah itu kadar estrogen menurun drastis sebelum akhirnya
pelan-pelan meningkat lagi.
Menurut para ahli seperti dilansir oleh Mayo Clinic, PMS adalah rangkaian gejala sebelum menstruasi meliputi perubahan mood, kesulitan tidur, keinginan makan
ini itu, konsentrasi menurun, gelisah, sensitif, dan merasa depresi terhadap
berbagai problem. Nah, gejala fisik yang dialami saat PMS yaitu, payudara yang melembut dan lunak, sakit kepala, nyeri pada
perut bawah dan pinggul, nyeri otot, berat badan bertambah, muncul jerawat,
sulit buang air besar atau terkadang malah diare.
Penyebab munculnya sindrom
ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor
hormonal, yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progersteron. Bisa
juga karena kekurangan salah satu neurotransmitter
otak, yakni serotonin. Serotonin memegang peranan penting dalam
kondisi mood Anda. Kadar serotonin yang kurang dapat menyebabkan
depresi, kelelahan berlebih, mengidam makanan, dan gangguan tidur.
Stres pun bisa
menyebabkan gejala PMS semakin buruk,
dan pola makan yang salah tak kalah memegang peranan penting dalam sindrom ini.
Beberapa gejala PMS dihubungkan
dengan asupan vitamin dan mineral yang rendah. Makanan yang mengandung garam
tinggi memicu penumpukan cairan, dan minuman berkafein atau beralkohol dapat
mempengaruhi mood dan energi seseorang. Kedua hal tersebut berpotensi
menyebabkan gejala PMS.
Menurut dokter
ahli obstetri dan ginekologi, Ardiansjah Dara mengatakan ketika fase menstruasi terjadi, dinding rahim yang
meluruh membuat daya tahan tubuh menurun, sehingga tubuh mudah lelah dan
terjadi mood swing. Hal inilah yang
menyebabkan seorang perempuan yang sedang menstruasi selalu lebih sensitif dan
sering mengalami perubahan suasana hati yang cepat.
DIET TEPAT MENCEGAH PMS
Pencegahan PMS (Premenstrual Syndrome) dapat dilakukan melalui diet yang tepat dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Batasi
kosumsi makanan tinggi gula, tinggi garam, daging merah (sapi dan kambing),
alkohol, kopi, teh, coklat, serta minuman bersoda.
- Kurangi
rokok atau berhenti merokok.
- Batasi
konsumsi protein (sebaiknya sebanyak 1,5 gr/kg berat badan per orang).
- Meningkatkan
konsumsi ikan, ayam, kacang-kacangan, dan biji-biji-bijian sebagai sumber
protein.
- Batasi
konsumsi makanan produk susu dan olahannya (keju, es krim, dan lainnya)
dan gunakan kedelai sebagai penggantinya.
- Batasi
konsumsi lemak dari bahan hewani dan lemak dari makanan yang digoreng.
- Meningkatkan
konsumsi sayuran hijau.
- Meningkatkan
konsumsi makanan yang mengandung asam lemak esensial linoleat seperti
minyak bunga matahari, minyak sayuran.
- Konsumsi
vitamin B kompleks terutama vitamin B6, vitamin E, kalsium, magnesium juga
omega-6 (asam linolenat gamma GLA).
Di samping diet, perhatikan
pula hal-hal berikut ini untuk mencegah munculnya PMS:
- Melakukan
olahraga dan aktivitas fisik secara teratur.
- Menghindari
dan mengatasi stres.
- Menjaga
berat badan. Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko
menderita PMS.
- Catat
jadwal siklus haid Anda serta kenali gejala PMS-nya.
Apabila
wanita tersebut uring-uringan pada saat PMS,
hal ini disebabkan karena rangkaian gejala tersebut dialami sekaligus oleh
wanita. Ada yang bisa mengatasi dengan tenang, ada pula yang lebih ekspresif
menunjukkannya pada orang terdekat. Setelah mengetahui gejala dan penyebab PMS, Anda bisa
jadi berpikir bagaimana cara menanggulanginya. Walaupun PMS tidak dapat
disembuhkan, tapi Anda bisa melakukan beberapa langkah untuk mengurangi
gejalanya.
Semoga bermanfaat..
Refrensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar