Jumat, 23 September 2016

Penyebab Ketidakstabilan Emosi Pada Wanita Menjelang Menstruasi


Fluktuasi hormon diduga menjadi penyebab naik dan turunnya mood saat sedang haid.

Apakah anda sering mengalami gangguan emosi saat si tamu bulanan akan datang, yang mengakibatkan mood buruk seharian penuh? Atau mungkin anda pernah menjadi korban dari para wanita yang marah-marah menjelang menstruasi-nya? Bisa jadi anda perlu tahu lebih dalam mengenai Premenstrual Syndrome (PMS) yang dialami wanita sebelum mencapnya sebagai wanita yang harus dihindari.

Perubahan mood sering menjadi ciri utama Premenstrual Syndrome (PMS). PMS adalah gejala-gejala akibat perubahan hormon menjelang masa menstruasi. Umumnya periode ini terjadi 10 hari sebelum masa datang bulan, saat kadar hormon estrogen dan progesteron berubah drastis. Sejak masa awal pubertas, ovarium wanita mulai melepaskan hormon estrogen. Dalam satu siklus menstruasi, estrogen terus dilepaskan hingga mencapai puncaknya saat terjadi pelepasan sel telur atau ovulasi. Setelah itu kadar estrogen menurun drastis sebelum akhirnya pelan-pelan meningkat lagi.

Menurut para ahli seperti dilansir oleh Mayo Clinic, PMS adalah rangkaian gejala sebelum menstruasi meliputi perubahan mood, kesulitan tidur, keinginan makan ini itu, konsentrasi menurun, gelisah, sensitif, dan merasa depresi terhadap berbagai problem. Nah, gejala fisik yang dialami saat PMS yaitu, payudara yang melembut dan lunak, sakit kepala, nyeri pada perut bawah dan pinggul, nyeri otot, berat badan bertambah, muncul jerawat, sulit buang air besar atau terkadang malah diare.

Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal, yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progersteron. Bisa juga karena kekurangan salah satu neurotransmitter otak, yakni serotonin. Serotonin  memegang peranan penting dalam kondisi mood Anda. Kadar serotonin yang kurang dapat menyebabkan depresi, kelelahan berlebih, mengidam makanan, dan gangguan tidur.

Stres pun bisa menyebabkan gejala PMS semakin buruk, dan pola makan yang salah tak kalah memegang peranan penting dalam sindrom ini. Beberapa gejala PMS dihubungkan dengan asupan vitamin dan mineral yang rendah. Makanan yang mengandung garam tinggi memicu penumpukan cairan, dan minuman berkafein atau beralkohol dapat mempengaruhi mood dan energi seseorang. Kedua hal tersebut berpotensi menyebabkan gejala PMS.

Menurut dokter ahli obstetri dan ginekologi, Ardiansjah Dara mengatakan ketika fase menstruasi terjadi, dinding rahim yang meluruh membuat daya tahan tubuh menurun, sehingga tubuh mudah lelah dan terjadi mood swing. Hal inilah yang menyebabkan seorang perempuan yang sedang menstruasi selalu lebih sensitif dan sering mengalami perubahan suasana hati yang cepat.

DIET TEPAT MENCEGAH PMS

Pencegahan PMS (Premenstrual Syndrome) dapat dilakukan melalui diet yang tepat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Batasi kosumsi makanan tinggi gula, tinggi garam, daging merah (sapi dan kambing), alkohol, kopi, teh, coklat, serta minuman bersoda.
  2. Kurangi rokok atau berhenti merokok.
  3. Batasi konsumsi protein (sebaiknya sebanyak 1,5 gr/kg berat badan per orang).
  4. Meningkatkan konsumsi ikan, ayam, kacang-kacangan, dan biji-biji-bijian sebagai sumber protein.
  5. Batasi konsumsi makanan produk susu dan olahannya (keju, es krim, dan lainnya) dan gunakan kedelai sebagai penggantinya.
  6. Batasi konsumsi lemak dari bahan hewani dan lemak dari makanan yang digoreng.
  7. Meningkatkan konsumsi sayuran hijau.
  8. Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung asam lemak esensial linoleat seperti minyak bunga matahari, minyak sayuran.
  9. Konsumsi vitamin B kompleks terutama vitamin B6, vitamin E, kalsium, magnesium juga omega-6 (asam linolenat gamma GLA).
     Di samping diet, perhatikan pula hal-hal berikut ini untuk mencegah munculnya PMS:
  1. Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur.
  2. Menghindari dan mengatasi stres.
  3. Menjaga berat badan. Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko menderita PMS.
  4. Catat jadwal siklus haid Anda serta kenali gejala PMS-nya.
Apabila wanita tersebut uring-uringan pada saat PMS, hal ini disebabkan karena rangkaian gejala tersebut dialami sekaligus oleh wanita. Ada yang bisa mengatasi dengan tenang, ada pula yang lebih ekspresif menunjukkannya pada orang terdekat. Setelah mengetahui gejala dan penyebab PMS, Anda bisa jadi berpikir bagaimana cara menanggulanginya. Walaupun PMS tidak dapat disembuhkan, tapi Anda bisa melakukan beberapa langkah untuk mengurangi gejalanya.
Semoga bermanfaat..

Refrensi:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar