Senin, 19 September 2016

Kulit Anda Sensitif Terhadap Deterjen? Begini Cara Mengatasinya!



Seseorang yang memilki kulit sensitif sangat mudah mengalami alergi atau iritasi yang dapat menyebabkan ruam, gatal-gatal, bahkan bengkak.

Mencuci baju, piring, membersihkan rumah dan bahkan mandi pun kita sangat membutuhkan peran sabun didalamnya. Namun tidak jarang banyak dari kita yang mengalami keluhan tidak mengenakan terkait dengan kandungan didalamnya yang dapat menyebabkan iritasi kulit atau alergi. Apabila berbakat alergi kulit, anda perlu waspada saat melakukan pekerjaan rumah tangga. Kemungkinan terserangnya lebih besar apabila bersentuhan dengan zat kimiawi.

Dalam istilah kedokteran, alergi kulit disebut dermatitis kontak alergi. Dermatitis dipicu oleh bahan kimia alami dan sintesis yang tak terhitung banyaknya, termasuk yang ditemukan dalam sabun cuci, bahan pembersih, pembersih rumah tangga, bubuk deterjen, perhiasan logam, parfum, pelarut industri, kosmetik, shampo, dan bahkan salep antibiotika. Ketika tubuh anda bereaksi berlebihan pada suatu zat yang sebenarnya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang, anda dikatakan memiliki alergi terhadap zat tersebut.

Zat yang bereaksi pada tubuh disebut alergen. Reaksi yang berlebihan dari sistem kekebalan tubuh ketika mencoba untuk melindungi tubuh dari alergen, memaksa tubuh untuk memproduksi antibodi, yang disebut imunoglobulin E (IgE). Dalam mempertahankan tubuh terhadap alergen, IgE memaksa sel mast dan basofil (sel yang melindungi tubuh anda dari infeksi dan alergi) untuk melepaskan bahan kimia seperti histamin ke dalam aliran darah. Bahan kimia ini mempengaruhi mata, hidung, tenggorokan, kulit, paru-paru serta saluran pencernaan, dll dari orang tersebut. Setiap kali orang tersebut makan makanan dengan alergen tertentu, tubuhnya mencoba menyingkirkan alergen dan dan dia memiliki reaksi alergi.

Gejala Alergi Deterjen

Alergi terhadap deterjen bisa terjadi secara tiba-tiba setelah penggunaan yang intens. Gejala yang timbul akibat kontak langsung antara kulit dengan deterjen atau dari residu sabun yang tertinggal di pakaian atau bahan lainnya.

Terkadang agak sulit mendiagnosis alergi ini, karena pasien bisa menderita reaksi alergi terhadap banyak bahan dalam produk pembersih seperti kontak dengan parfum, sabun atau komponen pembersih lainnya.

American Academy of Dermatology mengungkapkan kandungan yang bisa menyebabkan iritasi adalah wewangian, pewarna dan pengawet. Bahan yang berpotensi menyebabkan alergi lainnya termasuk amonia, sulingan minyak bumi, polimer dan surfaktan sintetik.

Gejala dari alergi deterjen yang biasa muncul adalah kulit gatal setelah kontak dengan deterjen, atau mengalami gatal pada bagian tubuh yang kontak langsung dengan pakaian, seperti dikutip dari Livestrong, Rabu (14/9/2011).

Jika alergi yang muncul parah maka akan timbul respons inflamasi dengan mengirimkan histamin ke dalam aliran darah, sehingga timbul reaksi alergi seperti bengkak, mengembangkan rasa panas, kemerahan dan muncul ruam.

Peradangan bisa menyebar hingga ke daerah lain, tapi biasanya sulit bagi pasien untuk menentukan kapan dirinya terkena alergi karena residu deterjen yang menempel di pakaian sehingga banyak yang tidak menyadari.

Peneliti dari University of Maryland Medical Center melaporkan beberapa bahan bisa bereaksi dengan residu deterjen yang tertinggal di pakaian dan menimbulkan alergi ketika kontak langsung dengan kulit dan terkena sinar matahari.

Gejala lain yang bisa timbul akibat iritasi dengan deterjen ini adalah kulit terasa kering dan pecah-pecah, rasa gatal yang bisa menimbulkan lecet dan kulit seperti melepuh, serta bisa menimbulkan rasa nyeri.

Untuk mengetahuinya cobalah hentikan penggunaan deterjen selama beberapa waktu, jika gejala yang timbul berkurang maka kemungkinan akibat deterjen yang digunakan. Jika gejala semakin parah maka konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui dengan pasti penyebabnya.

Tips Mengatasi Alergi Deterjen

Langkah pertama pengobatan ditujukan untuk meredakan gejala alergi deterjen yang mengganggu.
  1. ·         Cuci tangan dengan air setelah bersentuhan dengan detergen. Anda dapat mengoleskan krim setelah mencuci. Bisa krim kortiskosteroid atau lotion calamine untuk meredakan iritasi kulit.
  2. ·         Karena alergi tersebut sulit untuk dideteksi,  Anda harus mencari tahu detergen alergen dengan mengamati kebiasaan Anda sendiri.
  3. ·         Jika kulit sangat sensitif, dapat memicu terjadinya reaksi alergi. Gunakan detergen dalam jumlah yang kurang dari biasanya serta pastikan bahwa pakaian dicuci dengan menggunakan elstra bilas.
  4. ·         Tidak semua merk detergen dapat menimbulkan alergi. Seseorang mungkin mengalami alergi ketika menggunakan detergen merk tertentu, namun gejala alergi tidak muncul pada menggunakan merk lain. Ganti merk detergen Anda segera setelah mengalami reaksi alergi.
  5. ·         Selalu gunakan sarung tangan untuk menghindari kontak langsung dengan detergen.
  6. ·         Penggunaan mesin cuci otomatis dapat mengurangi kontak langsung dengan detergen, dengan demikian dapat mengurangi resiko terjadinya reaksi alergi.
  7. ·         Anda dapat membuat sendiri detergen untuk menghindari bahan-bahan yang dapat menyebabkan alergi.
  8. ·         Lakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat terhadap kulit yang terkena iritasi.

Alergi deterjen bukan merupakan masalah kesehatan yang serius dan tidak menimbulkan kondisi yang mengancam jiwa, karena diantara semua alergi, alergi deterjen adalah yang paling umum terjadi.

Setelah Anda mengetahui mengenai penyakit alergi detergen, kini tentu Anda dapat lebih berhati-hati dalam memilih detergen yang tidak dapat menimbulkan reaksi alergi. melakukan pencegahan lebih baik untuk menghindari dan mengurangi resiko terjadinya reaksi alergi.
Semoga bermanfaat

Refrensi :






Tidak ada komentar:

Posting Komentar